Gak Bakat Ngarang Cerita

Ini hari pertamaku kembali mengajar disemester ini. Seperti biasa, bimbingan belajar kan mengikuti aturan libur seperti disekolahan. Meskipun ada paket belajar liburan. Oke. Murid-murid ini datang didampingi dengan orang tua masing-masing. Ada murid baru, ada juga murid lama yang sudah lebih dahulu bergabung di bimbingan belajar kami. Matematika Dahsyat Plus (kalau ini saya pasang iklan, hehhehe…)
Ketika mengajar, salah seorang muridku nyeletuk “kak, nanti kita cerita hantu ya…” kata Aan. Oke kataku. Sengaja aku iyakan, tipu muslihat yang biasa dilakukan orang dewasa agar anak kecil bisa mengakhiri perkataannya, dikerjakan atau tidak itu urusan belakangan.

Oke, dan sampailah pada akhir pertemuan hari itu. Ternyata Aan menagih janjinya. Mulailah aku berpikir untuk mengarang cerita hantu.
Beginilah cerita hantu hasil karanganku:
“Suatu hari ada anak yang bernama Ferdi (karena dikelas itu ada anak yang namanya Serdi, jadi aku plesetin aja jadi Ferdi, malas pikir panjang, hehehhe), biasanya Ferdi tidur jam 9 malam. Mamanya udah ingatin Ferdi untuk tidur tidak larut malam.
Manda dan Gibral :“iiiiihhhh…kak takut….”

Sontak mereka pada mepet-mepet kearahku.

Aku : *Yaelah..belum juga habis ceritanya, baru ada malamnya doank. Kayaknya bakal sukses ngarang cerita hantu nih
Rupanya Ferdi tidak mendengar apa yang dibilang mamanya. Sampai tengah malam dia belum tidur karena penasaran dengan VCD yang baru dibeli oleh abangnya. Akhirnya karena tidak ada yang tau, Ferdi menghidupkan CD itu dan termyata itu film hantu. Ferdi ketakutan. Itu akibat tidak mendengar perkataan mamanya.
Manda : Haaa….kakak pasti ngarang…mana ada kekgitu ceritanya
Aku : Tuing…tuing….hehhehe (wadow..ketauan deh…) mesem-mesem. Alihkan pembicaraan.
Murid lain : *pasang muka manyun. Protes karena aku ngarang ceritanya gak bagus.
Manda yang masih merasa heran dan penasaran bertanya lagi padaku
Manda : dari mana coba kakak dapat cerita gitu kalau gak ngarang???
Aku : (makin terpojok dan tersudut ) kakak baca dari buku dek (asal!)
Wajah Manda berubah, aku yakin kalau dia tidak bisa menerima jawabanku.
Aku cengar-cengir ketar-ketir.

Kesan : gak lagi-lagi bohong ma anak kecil.