- FindingNova -

Hanya Ingin Menulis....

Story Of Mudik (yang udah telat)

Anak kampong….
Pulang kampong….

Yaiyalah, mesti.Harus. Kalau mau lebaran kan harus pulang kampung, silaturahim bareng semua keluarga. Aku juga. Tapi, pulang kampung kali ini punya cerita tersendiri. Aku jadi teringat sama teman kecilku dikampung yang sudah mati bunuh diri. Ya, bunuh diri. Namanya aku samarkan ya, umurnya sebaya denganku. Taukah kawan bahwa kematian itu sangat dekat?

Dia teman yang baik. Sangat baik. Aku bisa merasakan kegembiraan yang luar biasa diwajahnya ketika dia bisa berteman denganku. Diikutinya kemanapun aku pergi, diturutinya apapun permainan yang aku inginkan. Bahkan ditemaninya aku ketika aku ditugaskan memberikan fidyah kakekku ke salah satu janda dikampung yang rumahnya lumayan jauh. Kebetulan aku selalu pulang kampung sekitar seminggu lagi sebelum lebaran.

Sebenarnya hal ini sudah lama kulupakan. Sudah berkali-kali aku pulang kampung setelah kepergiannya. Tapi baru kali ini aku teringat kembali ketika melihat ibunya. Kebetulan di kampungku ada mushalla yang hanya khusus diperuntukkan bagi kaum ibu. Waktu malam terakhir shalat tarawih, imamnya berhalangan hadir, jadilah kami menunggu tak pasti sambil saling tunjuk untuk jadi imam. Ternyata ibunya kawanku inilah yang biasa mengimami jamaah ibu-ibu jika imam sebenarnya berhalangan hadir, nah, dari situlah aku kembali teringat kawanku ini.

Dia kawan yang baik. Sangat baik.
Aku mendengar kepergiannya setahun setelah dia meninggal. Kata kakak sepupuku dia meninggal dengan menjeratkan tali dilehernya. Ketika itu rumahnya kosong, ibunya entah pergi kemana, abangnya ke laut mengais rezeki menggantikan posisi ayahnya yang sudah tiada, adik-adiknya bermain dengannya. Awalnya mereka hanya bermain biasa, tapi lama kelamaan dia mengangkat kursi dan menjejalkan lehernya ke tali ayunan bayi milik adiknya dan akhirnya kursi itu jatuh dan lehernya terjerat. Hanya butuh waktu beberapa detik saja sampai nyawanya berpisah dari jasad.
Tak kusangka dia mengakhiri hidupnya. Seorang teman yang tak pernah lekang senyum dibibirnya, tak bosan – bosan menyapa.

Bukankah hidup itu singkat kawan? Tidak usah menunggu tua kalau memang jatah hidup di dunia sudah habis dan akhirnya kita kan pulang ke kampung akhirat. The truly of kampung.



uhuy...tanda tangan baru.hhmmm..hhmm..cie cie...cuit cuit...(plak!!!)

0 komentar sahabat:

Posting Komentar